Stroke

Pendahuluan
Stroke, kerusakan pada otak yang disebabkan karena kurang atau tidak lancarnya peredaran darah ke otak atau bagian otak tertentu. Untuk melakukan banyak fungsi dan aktifitas pada tubuh, otak memerlukan asupan energi yang terartur, berupa oksigen dan nutrisi yang dialirkan melalui jaringan darah. Jika aliran darah terganggu atau terputus antara otak dan jantung, bagian otak yang tergantung pada jaringan darah akan kekurangan oksigen. Sel otak sangat sensitif akan kekurangan oksigen, jika otak kekurangan oksigen dan nutrisi lebih dari beberapa menit, hal ini dapat menyebabkan kematian. Stroke dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan otak, dimana hampir semua kasus, menyebabkan cacat permanent pada penderita.

Contoh, pasien yang mengalami stroke dapat mengalami paralysis (hilang kebebasan dalam bergerak pada anggota tubuh) pada satu atau kedua sisi dari tubuh, kesulitan untuk berjalan, makan atau aktifitas harian lainnya, juga kehilangan kemampuan untuk berbicara (kesulitan untuk menggerakkan bibir).

Stroke menduduki ranking ke 3 dalam menyebabkan kematian dan penyebab cacat di Amerika Serikat. Menurut American Heart Association, hampir 700.000 orang Amerika menderita stroke setiap tahunnya. Sekitar 25 persen mengalami stroke fatal. Hampir setiap 45 detik terjadi serangan stroke dan hampir setiap 3.1 menit seseorang meninggal karena stroke. Stroke telah menghabiskan sekitar $40 Juta USD untuk biaya kesehatan dan hilangnya produktifitas tiap tahunnya.


Jenis Stroke
Pembuluh darah dapat dibayankan berbentuk tube silender elastis (seperti selang air atau sedotan). Aliran cairan dalam selang dapat terganggu oleh 2 hal:
  • Adanya halangan didalam saluran
  • Adanya tekanan dari luar saluran
Hal yang sama dapat terjadi pada aliran darah di pembuluh darah. 2 jenis utama dari stroke, ischemic stroke dan hemorrhagic stroke berdasar mekanisme terganggunya aliran darah yang dijelaskan diatas.

Ischemic strokes, mengambil posisi 80 persen dari kasus stroke, disebabkan adanya halangan (obstruksi) pada arteri, umumnya pada carotid arteri, ateri utama pada leher yang membawa darah kaya oksigen dari jantung ke otak. Terjadinya ischemic stroke dimulai ketika atherosclerosis (gangguan pada ateri, terjadi penebalan dan hilangnya kelenturan arteri), dimana terjadi penumpukan lemak pada dinding dalam arteri (dalam hal ini carotid arteri). Seiring bertambahnya penumpukan lemak pada arteri, makin sempit juga ruang untuk darah mengalir.
Atherosclerosis tidak secara langsung menjadi penyebab ischemic strokes, tetapi dapat mengkondisikan terjadinya ischemic strokes. Obstruksi atau pemampatan yang sebedarnya adalah gumpalan darah. Obstruksi terjadi oleh proses yang disebut thrombosis (struktur dari darah). Gumpalan terbentuk pada atherosclerotic karena tumpukan pada atherosclerotic menghambat aliran darah. Gangguan ini dapat menyebabkan darah menggumpal seperti halnya darah membeku dan menggumpal pada luka pada kulit kita. Ketika darah menggumpal di atherosclerotic dan memutus aliran darah ke otak, terjadilah stroke.

Ischemic stroke dapat juga disebabkan berpindahnya gumpalan atau embolus (pemampatan aliran darah oleh embolus, atau substansi asing, seperti gumpalan darah, udara, lemak, bakteri, sel tumor). Dalam hal ini, gumpalan terjadi di suatu tempat, biasanya di salah satu ruang pada jantung. Gumpalan kemudian bergerak melalui aliran darah hingga menemui saluran pembuluh darah yang terlalu sempit baginya untuk lewat (dan seringnya penyempitan ini terjadi karena atheroclerosis).

Transient Ischemic Attack (TIA), kadang kala terjadi sebelum ischemic stroke. TIA, dikenal juga sebagai ministroke, symptomp seperti stroke yang kemudian hilang dalam waktu 5 menit hingga 24 jam. TIA terjadi dikarenakan gumpalan terjadi pada atherosclerotic tetapi dihancurkan seketika, atau embolism yang tersangkut pada pembulan darah yang kemudian lepas dengan sendirinya. TIA juga dapat disebabkan oleh atherosclerosis dimana penyempitan pembuluh darah oleh atherosclerosis menghalangi aliran darah ke otak. Hampir 10 persen ischemic stroke diawali serangan TIA.

Hemorrhagic strokes, mengambil sisanya yaitu sebanyak 20 persen dari kasus stroke. Terjadi ketika melemahnya pembuluh darah pada otak mengalami pendarahan pada jaringan sekitarnya. Keluarnya darah dapat menekan pembuluh darah terdekat, memutus aliran darah dan berkurangnya pasokan oksigen pada jaringan sekitar. Meskipun hemorrhagic strokes lebih jarang terjadi dibanding ischemic strokes, namun memberikan efek yang luas pada otak. Symptom dari hemorrhagic stroke mungkin lebih mendadak dan berbahaya, dan resiko kematian lebih tinggi dibanding ischemic strokes.
Hemorrhagic stroke dapat disebabkan oleh aneurysm (melemah dan menipisnya jaringan pembuluh darah, pembuluh darah mengembung kearah luar). Jika dibiarkan, aneurysm akan terus mengembang dan melemah, meningkatkan resiko sobeknya jaringan. Hemorrhagic strokes juga dapat terjadi karena arteriovenous malformation (AVM), sekumpulan jaringan darah yang lemah yang terjadi saat proses melahirkan atau bayi masih didalam rahim. Jaringan darah yang bermasalah ini diperkirakan terjadi karena tekanan aliran darah.


Gejala dan konsekuensi dari stroke
Gejala stroke itu dapat dikatakan tidak terduga dan terjadi dengan tiba-tiba, dan dapat semakin memburuk dalam hitungan jam atau hari. Gejala umumnya berakibat pada satu sisi dari tubuh, karena aliran darah yang terputus hanya untuk bagian otak. Gejala yang paling umum adalah melemahnya dan hilang rasa (kebas) pada salah satu sisi dari muka atau tangan atau kaki. Pada beberapa kasus dapat mengakibatkan gangguan penglihatan, umumnya satu mata. Juga dapat mengalami sulit berbicara, sulit mengerti alur percakapan. Rasa sakit kepala yang tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya, rasa pusing yang tidak diketahui penyebabnya juga dapat menjadi tanda-tanda terjadinya stroke. Bila mengalami gejala diatas, hubungi pihak medis untuk melakukan medical checkup.

Penderita stroke kebanyakan mengalami cacat permanent yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti berjalan, berbicara, penglihatan, pengertian, dan ingatan. Efek spesifik sangat tergantung bagian mana dari otak yang mengalami kekurangan oksigen. Sebagai contoh, jika aliran darah yang terputus adalah yang menuju bagian otak yang mengatur syaraf bicara, stroke akan menyebabkan penderita tidak bisa berbicara atau pengucapan yang tidak jelas. Kesulitan dalam mengekspresikan dalam perkataan ataupun tulisan, gangguan dalam mengerti inti percakapan.

Jika stroke merusak bagian otak yang mengatur kemampuan gerak, penderita akan mengalami kesulitan dalam berjalan, menggerakkan tangan. Dan biasanya terjadi pada salah satu sisi tubuh, kiri atau kanan. Selain masalah fisik, stroke memberi efek pada psikologi, orang yang mengalami stroke lubah mudah depresi, marah, frustasi karena sulitnya untuk melakukan tugas dimana sebelum stroke semuanya sudah berjalan dengan normal dan otomatis.


Link yang berhubungan dengan stroke
http://www.ninds.nih.gov/disorders/stroke/stroke.htm
http://www.americanheart.org/presenter.jhtml?identifier=4755

sumber : encarta 2007

Tekanan darah tinggi (Hypertension)

Kondisi dimana pembuluh darah menyempit, menyebabkan tekanan darah terhadap dinding pembuluh darah meningkat. Jantung menjadi bekerja lebih keras. Kondisi ini dapat menyebabkan resiko stroke, serangan jantung, gagal ginjal, gagal hati.

Tekanan darah tinggi disebut juga "Silent Killer".

Tekanan darah di pengaruhi 2 faktor utama:
  1. Jumlah darah yang di pompa jantung
  2. Diameter pembuluh darah (arteri)

makin banyak darah yang dikompa dari jantung, dan semakin sempit diameter pembuluh darah, makin tinggi tekanan darah.

Ginjal memegang peranan penting dalam mengatur tekanan darah. Ginjal menghasilkan hormon renin, yang dapat mempengaruhi arteri menyempit. Ginjal juga mengatur jumlah cairan yg dalam darah, dengan cara mengatur kadar garam dalam darah. Ketika kadar garam dalam darah tinggi, ini akan menarik air kedalam darah, makin banyak kadar garam dalam darah, makin banyak air yang ditarik kedalam darah, makin besar volume darah yang mengalir dalam arteri. Maka makin tinggi tekanan darah dalam arteri.

Para ilmuwan masih belum menemukan dengan pasti penyebab hipertensi. Hampir 95% kasus hipertensi penyebabnya tidak dapat diidentifikasi. Para ilmuwan mencurigainya sebagai masalah keturunan alias genetik. 5% kasus lainnya, hipertensi disebabkan masalah pada masalah ginjal atau masalah dengan hati, atau juga karena ada efek samping dari pengobatan.

Faktor lain yang juga mempengaruhi hipertensi adalah gaya hidup. Diet garam (mengatur asupan kadar garam dalam makanan), Aktifitas tubuh (olah raga), Obesitas dan Konsumsi alkohol merupakan faktor yang mempengaruhi hipertensi.